Nama itu terselip dalam Doa


Waktu telah menunjukkan pukul 00.07, waktu yang cukup larut untuk pergi ke dunia mimpi. Gelap, ya semua cahaya dalam rumah itu telah dipadamkan. Kecuali satu ruangan yang berada di lantai atas rumah itu. Cahaya dalam ruangan itu masih berpijar, menunjukkan pemilik ruangan belum pergi ke dunia mimpi. Ia masih masih nyaman dengan headset yang menempel di kedua telinganya. Entahlah, dia masih tetap memasang headset itu meskipun tak ada lagu yang ia putar. Dingin, dilihatnya keadaan diluar sana, hujan. Dilepasnya headset itu dari kedua telinganya, ia coba pejamkan mata dan mendengar suara gemericik air hujan di tengah malam ini. "Hmmmmfffff" hembusan nafas itu seperti menjelaskan perasaan tenang yang sedang ia rasakan. Memutar memory yang dulu pernah ia lewati dengan diiringi suara gemericik hujan, hingga   membawa ia pada suatu memory tentang "dia". Seseorang yang dulu pernah ia temui, pernah ia kagumi. Seseorang yang membuatnya iri kepada orang yang pernah mendapat ketulusan dari "dia". Seseorang yang pertama kali bertemu dengannya 7 tahun yang lalu, pertemuan yang sederhana, pertemuan yang membuat mereka mengenal satu sama lain, dan sebuah pertemuan yang membuatnya jatuh cinta tanpa ia sangka.
Pertemuan itu terjadi sangat sederhana, mereka bertemu dalam sebuah komunitas photograpfher. Mereka bertemu, berkenalan sebagai sesama member. Sederhana kan?
Lelaki itu bernama Wayan, orang Bali yang sangat mencintai dunia photography, dan selalu berpenampilan sederhana. Orang yang sama sekali tidak pernah ia sangka, bahwa ia akan jatuh cinta kepadanya.
Awalnya biasa saja, mereka hanya berteman, mereka sering bertemu untuk membicarakan masalah dunia mereka, dan entah apa yang membuat mereka semakin dekat, bukan hanya masalah "dunia photography" saja yang mereka bicarakan, mereka bahkan sering bertemu untuk membicarakan hal lain. Hingga suatu hari mereka saling berbicara tentang sedikit kehidupan mereka masing-masing, saling bercerita tentang keluarga mereka masing-masing, bercerita hal-hal bodoh, menegangkan, dan menyenangkan yang pernah mereka alami.
Mungkin ini yang membuat ia jatuh cinta kepada pria berlogat Bali ini, ia jatuh cinta karena semua cerita yang ia bawakan. Bukan karena bagaimana ia bercerita,tapi bagaimana ia menghadapi masalah-masalah yang ia hadapi. Kedewasaannya begitu tergambar jelas dengan cerita yang ia bawakan. Ya.. ia jatuh cinta karena itu. Ia tau, tak seharusnya ia jatuh cinta kepada Wayan. Kenapa? Padahal Wayan dewasa, baik, mereka cocok, banyak kesamaan, dan ia bisa merasa nyaman ketika bersama Wayan. Mereka beda keyakinan, klasik kan? Wayan adalah seorang pria Bali yang telah memeluk agama HIndu sejak ia lahir, dan perempuan ini adalah seorang muslim sejak lahir.
Sebulan,dua bulan, setahun. Mereka masih dekat, masih saling bertemu dan bercerita tentang hal-hal ajaib yang terjadi dalam hidup mereka. Selama satu tahun, ia mencoba menutupi perasaan yang sesungguhnya. Dan selama satu tahun itu ia berdoa "Tuhan, bolehkah saya dan Wayan tetap dekat?"

Tahun kedua, mereka masih tetap berkomunikasi meskipun mereka jarang bertemu lagi, karena Wayan harus kembali ke Bali. Mereka masih sering berkirim e-mail, sms, atau telfon untuk sekedar menanyakan kabar dan cerita apa yang bisa diceritakan. Wayan begitu antusias membawakan cerita yang dia alami ketika di Bali. Wayan bercerita, bagaimana ia bertemu seorang wanita yang berhasil membuat ia jatuh cinta, Wayan bahagia, semua ia ceritakan. Mulai dari dimana mereka bertemu, bagaimana mereka berkenalan, dan akhirnya mereka menjadi sepasang kekasih. "Namanya Ni Luh, dia pandai menari, saya sering memotretnya ketika dia sedang menari. Nanti saya kirimkan fotonya lewat e-mail" Ucap Wayan disambungan telfon "Waa, beruntung kamu, dia pasti cantik. Saya tunggu kiriman fotonya ya.." Obrolan di telfon itu berakhir. Sakit, itu yang dia rasakan. Mendengar pria yang ia sukai menceritakan tentang orang lain yang sangat dicintai, ia sangat iri dengan Ni Luh. Ia bisa merasakan ketulusan yang Wayan berikan kepada wanita itu, setiap detail cerita yang dia bawakan selalui disertai ketulusan yang suci, ia merasa Wayan akan benar-benar menjaganya. Entah berapa kali ia bilang
"Waa, selamat ya. Saya ikut bahagia"
Jatuh cinta diam-diam itu, memang tidak mudah. Harus pintar-pintar bersandiwara.
Saat itu ia berdoa "Tuhan,buat saya benar-benar merasa bahagia karena Wayan bahagia dengan orang lain"

Selama setahun, Wayan dan Ni Luh menjadi sepasang kekasih, dan artinya sudah 3 tahun pula gadis mungil ini jatuh cinta diam-diam kepada Wayan. Perasaan yang ia miliki untuk Wayan tidak berkurang. Entahlah, ini lebih pantas disebut cinta atau bodoh. Dia tahu, tetap berada di dekat Wayan akan membuatnya merasa sakit, karena Wayan selalu bercerita tentang kisahnya yang manis bersama Ni Luh. Satu hal yang ia tahu, semakin Wayan menjelaskan perasaan tulusnya, semakin besar perasaan yang ia miliki untuk Wayan.

Waktu itu awal tahun 2008, kisah cinta Wayan dan Ni Luh berakhir.
Wayan menceritakan semuanya "Dia sekarang sudah punya kekasih lagi, mungkin alasan Ni Luh pergi karena Ni Luh tidak nyaman dengan cara saya mencintai dia, mungkin dia menemukan kebahagiaannya dengan kekasihnya saat ini, bukan dengan saya" Wayan menceritakannya dengan tegar, seolah ingin menunjukkan bahwa Wayan baik-baik saja. "Sudahlah Wayan, kamu pasti juga akan menemukan kebahagianmu sendiri" jawab gadis mungil ini mencoba memberi dukungan kepada pria yang ia cintai

Gadis mungil ini terdiam setelah mendengar semua cerita yang Wayan bawakan. Dia tahu bagaimana hancurnya perasaan Wayan, sekali lagi dia merasa kagum dengan kedewasaan yang Wayan miliki. Ketulusan yang selama ini Wayan berikan, ternyata tak dijaga dengan baik. Seharusnya Ni Luh bersyukur karena dia memiliki Wayan, dia mendapat ketulusan yang belum tentu bisa Ni Luh dapatkan dari orang lain. Tapi Ni Luh malah memilih pria lain. Dan Wayan begitu dewasa menerima kenyataan, bahwa ketulusan yang Wayan berikan malah dibalas dengan sebuah penghianatan.
"Tidak nyaman? Semua wanita pasti akan merasa sangat nyaman dengan caramu itu. Apa dia bodoh, jadi dia memilih orang lain? Kalau saya ada di posisi Ni Luh, saya tidak akan melepaskan orang semacam Wayan. Justru saya akan sangat bersyukur " ucap gadis kecil ini.

2010.
2 tahun sudah cerita Wayan dan Ni Luh berakhir, selama 2 tahun itu Wayan masih sendiri. Entahlah, apa karena hati Wayan masih tertinggal di Ni Luh, atau Wayan masih takut jika dia harus merasakan yang sama lagi. Sama seperti tahun-tahun yang lalu, Wayan dan gadis mungil ini masih sering mengirimkan kabar dan cerita satu sama lain, saling berkirim foto hasil pemotretan mereka.

5 tahun gadis mungil ini jatuh cinta diam-diam, bersandiwara dan menyembunyikan perasaan yang sesungguhnya. Selama 5 tahun itu dia berusaha menghilangkan perasaan itu, selama 5 tahun dia selalu berkata "Saya juga bahagia untuk kamu". 5 tahun dia mengharapkan sesuatu yang dia tahu bahwa itu tidak akan terjadi padanya. 5 tahun dia selalu menyelipkan nama Wayan di dalam doanya. 5 tahun dia rasa cukup untuk mengharapkan "kebersamaan" dengan Wayan. Bagaimanapun itu tidak akan terjadi. Dan dia tahu, bahwa cinta pertamanya bukanlah orang yang pertama kali membuatnya jatuh cinta, tapi cinta pertamanya adalah orang yang memberikan pelajaran ketulusan, kedewasaan, keikhlasan. Nyatanya cinta pertamanya tidak pernah, dan tidak akan pernah dia miliki.
Dia berdoa, "Tuhan, terimakasih saya telah dipertemukan dengan Wayan, terimakasih telah membuat saya belajar tentang ketulusan, keikhlasan, dan kedewasaan melalui Wayan. Tuhan, saya tahu bahwa saya dan Wayan tidak bisa bersama. Bantu saya untuk menghilangkan perasaan ini, dan bantu saya menemukan kebahagiaan saya dengan orang lain. Serta berikan Wayan kebahagiaan"

2012
Gadis mungil itu berlari menuju galeri foto diseberang sana "Titah!" gadis kecil itu menoleh "Sorry ya ga bisa nemenin?" Gadis mungil ini tersenyum "Nevermind, makasih udah nganterin, nanti kamu kan bisa jemput" "Siip, Love you!" diciumnya kening gadis itu "love you too" segera ia pergi sembari tersenyum kepada kekasihnya itu.
Yap, gadis mungil ini telah menemukan kebahagiaannya dengan orang lain,seperti doa yang ia ucapkan beberapa waktu yang lalu.
Tahun itu Wayan kembali bergabung dalam komunitas photography itu, yaa. Moment ini membuat Titah kembali bertemu dengan cinta pertamanya.
"Hai!" Sapa pria ini dengan logat Bali nya yang kental "Wayan? Akhirnya kamu balik juga kesini" "Hahaha, iya.. lama ya kita nggak ketemu" Mereka saling bercengkrama untuk melepas rindu, 2 insan itu kini menjadi sahabat, ya benar-benar sahabat. Persahabatan tanpa embel-embel "perasaan". Terlihat gadi berparas cantik mendekati mereka berdua "Hei Titah, sini. Saya perkenalkan kamu dengan Ayu" Ucap Wayan dengan senang "Halo, Saya Titah" "Saya Ayu, Wayan sering cerita tentang persahabatan kalian. Wayan beruntung sekali ya punya sahabat seperti kamu" suara gadis berparas cantik ini lembut "Saya yang beruntung punya sahabat seperti Wayan, saya belajarbanyak dari dia" "Hahahahaha, bisa saja kamu ini. Emm Titah, saya ada kabar gembira. Saya dan Ayu akan segera bertunangan" ucap Wayan dengan sumringah "Waa, selamat buat kalian berdua, udang-undang lho yaa??" "Pasti, nanti saya siapkan tiket untuk kamu pergi ke Bali" "Hahaha, harus itu!" "Saya kesana dulu ya, kamu ngobrol dulu sama Titah" Wayan pergi meninggalkan Titah dan Ayu.
"Kamu beruntung mendapatkan pria seperti Wayan" ucap Titah sembari tersenyum "ohh terimakasih" "Jaga dia baik-baik, tidak semua pria memiliki ketulusan seperti yang Wayan miliki" bisiknya kepada Ayu. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Twitter

About

Hi, we are cubics. We are Xcube's members. Xcube is the name of our class. We love Xcube, and we will spread our love to world. xoxoxo

"Don't fall in love, because anything that falls, is broken"